Sabtu, 23 April 2016

Transmisi manual

a.    Uraian materi 1.
1) Fungsi.
Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan  cara membelokkan roda depan.
             2) Cara kerja.
Bila steering wheel (roda kemudi) diputar, steering coulomn (batang kemudi) akan    meneruskan tenaga putarnya ke steering gear (roda gigi    kemudi).
Steering gear memperbesar tenaga putar ini sehingga dihasilkan momen puntir yang lebih besar untuk diteruskan ke steering lingkage. Steering lingkage akan meneruskan gerakan steering gear ke roda-roda depan. Jenis sistem kemudi pada kendaraan menengah sampai besar yang banyak digunakan adalah model recirculating ball dan pada kendaraan ringan yang banyak digunakan adalah model rack dan pinion. Agar sistem kemudi sesuai dengan fungsinya maka harus memenuhi persyaratan seperti berikut :
                         > Kelincahannya baik.
                         > Usaha pengemudian yang baik.
                 > Recovery ( pengembalian ) yang halus.
                 > Pemindahan kejutan dari permukaan jalan harus seminimal       mungkin.  

  1. Steering wheel
  2. Steering coloumn
  3. Steering gear
  4. Pitman arm
  5. Idle arm
  6. Tie rod
  7. Relay rod
  8. Knuckle arm
 
 
                                           













           Gambar: 1.  Sistim kemudi model Recirculating ball

1.Steering wheel
2.Steering coulomn
3.Universal joint
4.Housing steering rack
5.Booth steer
6.Tie rod
 
Text Box:

















        Gambar 2. Sistim kemudi model Rack dan pinion

            3) Konstruksi.
Pada umumnya konstruksi sistem kemudi terdiri dari tiga bagian utama yaitu :

        a) STEERING COULOMN.
Steering coulomn terdiri dari main shaft yang meneruskan putaran steering wheel ke steering gear dan coulomn tube yang mengikat main shaft ke body.Bagian ujung atas dari main shaft dibuat meruncing dan bergerigi sebagai tempat mengikatkan steering wheel dengan sebuah mur pengikat.
Bagian bawah main shaft dihubungkan dengan steering gear menggunakan flexibel joint atau universal joint yang berfungsi untuk menahan dan memperkecil kejutan dari steering gear ke steering wheel yang diakibatkan oleh keadaan jalan.
Steering coulomn harus dapat menyerap gaya dorong dari pengemudi dan  dipasangkan pada body melalui bracket coulomn tipe breakaway sehingga dapat bergeser turun pada saat terjadinya tabrakan.
Pada kendaraan tertentu,steering coulomn dilengkapi dengan :
Ø   Steering lock yang berfungsi untuk mengunci main shaft.
Ø    Tilt steering yang berfungsi untuk memungkinkan pengemudi menyetel posisi vertikal steering wheel.
Ø   Telescopic steering yang berfungsi untuk mengatur panjang main shaft,agar diperoleh posisi yang sesuai.
b) STEERING GEAR
Steering Gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan dan dalam waktu yang bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan.
Steering gear ada beberapa type dan yang banyak di gunakan adalah type recirculating ball dan rack and pinion.
Berat ringannya kemudi ditentukan oleh besar kecilnya perbandingan steering gear dan umumnya berkisar antara 18 sampai 20:1. Perbandingan steering gear yang semakin besar akan menyebabkan kemudi semakin ringan akan tetapi jumlah putarannya semakin banyak, untuk sudut belok yang sama.
                             Jumlah putaran roda kemudi (derajat)
            Perbandingan steering gear =   -----------------------------------------------
             (tipe recirculating ball)             Jumlah gerakan pit man arm (derajat)

                             Jumlah putaran roda kemudi (derajat)
            Perbandingan steering gear =   -----------------------------------------------
             (tipe rack and pinion)              besarnya sudut belok roda depan(derajat)


1. Tipe Recirculating Ball


 














     Gambar 3. Steering gear tipe recirculation ball       
  Cara kerja :
Bila roda kemudi diputar, maka gerakan ini diteruskan ke worm shaft/poros cacing, sehingga Nut (mur) kemudi akan bergerak mendatar kekiri atau kanan. Sementara nut bergerak, sektor shaft juga akan ikut berputar menggerakkan pitman arm yang diteruskan ke roda depan melalui batang-batang kemudi/steering linkage.



2.   Tipe rack and pinion
Text Box:           


1.    Ball joint
2.    Tie rod
3.    Pinion
4.    Rack
5.    Karet Penutup (Booth)
6.    Joint Peluru







                                      Gambar 4. Steering gear tipe rack dan pinion
  Cara kerja :
Bila roda kemudi diputar, maka gerakan diteruskan ke roda gigi pinion. Roda gigi pinion selanjutnya akan menggerakkan roda gigi rack searah mendatar. Gerakan rack ini diteruskan ke steering knuckle melalui tie rod sehingga roda membelok.

c)   Steering linkage
Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga gerak dari steering gera ke roda depan. Gerakan roda kemudi harus diteruskan ke roda-roda depan dengan akurat walaupun mobil bergerak naik turun. Ada beberapa tipe steering linkage yaitu :

1)   Steering linkage untuk suspensi rigid
Steering linkage tipe ini terdiri dari pitman arm, drag link, knuckle arm, tie rod dan tie rod end. Tie rod mempunyai pipa untuk menyetel panjangnya rod.

2)   Steering linkage untuk suspensi independence.
Pada tipe ini terdapat sepasang tie rod yaitu yang disambungkan dengan relay rod (pada tipe rack dan pinion, rack berfungsi sebagai relay rod. Untuk menyetel panjangnya rod, maka dipasangkan sebuah pipa diantara tie rod dan tie rod end.

b.    Rangkuman 1


1)      Sistem kemudi berfungsi untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan.
2)      Cara kerja sistem kemudi, bila roda kemudi diputar, steering coulomn akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering gear memperbesar tenaga putar ini sehingga dihasilkan momen yang lebih besar untuk menggerakkan roda depan melalui steering linkage.
3)      Konstruksi sistem kemudi terdiri dari steering coulomn, steering gear dan steering linkage.
4)      Tipe sistem kemudi yang banyak digunakan khususnya untuk kendaraan penumpang adalah tipe recirculating ball dan tipe rack and pinion.
                           Jumlah putaran roda kemudi (drajat)

5)      Gear Ratio = 
Jumlah getaran putaran\ sudut belok (drajat)


















Pengecatan


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  DESKRIPSI
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini adalah “Pelaksanaan Pengkilatan dan Pemolesan”. Sub kompetensi yang akan dicapai adalah mengkilapkan dan memoles.
     Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang penggunaan peralatan pengkilapan, pemolesan, dan perlindungan pada pengecatan. Kegitan belajar 2 membahas tentang pelaksanaan prosedur kerja pegkilapan dan pemolesan. Kegiatan belajar 3 tentang prosedur mendeteksi kerusakan pengecatan dan pencegahannya.
B.  PRASYARAT
Modul ini merupakan modul lanjutan yang memerlukan prasyarat bagi mahasiswa. Adapun prasyarat yang harus dilalui oleh mahasiswa adalah menguasai kompetensi melaksanakan prosedur masking, memasang perapat komponen kendaraan, dan mempersiapkan permukaan untuk pengecatan ulang.
C.  PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1.    Petunjuk Bagi Mahasiswa
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
a.    Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, mahasiswa dapat bertanya pada dosen atau instruktur yang mengampu kegiatan belajar.
b.    Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c.    Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini :
1).   Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2).   Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3).   Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
4).   Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5).   Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin dosen atau instruktur terlebih dahulu.
6).   Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
d.    Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada dosen atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
2.   Petunjuk Bagi Dosen
Dalam setiap kegiatan belajar dosen atau instruktur berperan untuk :
a.    Membantu mahasiswa dalam merencanakan proses belajar
b.    Membimbing mahasiswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar
c.     Membantu mahasiswa dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan mahasiswa mengenai proses belajar mahasiswa
d.    Membantu mahasiswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e.    Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
f.     Merencanakan seorang ahli / pendamping dosen dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

D.  TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini mahasiswa diharapkan :
1.    Memahami prosedur penggunaan  peralatan pengkilapan dan pemolesan, dan  perlengkapan perlindungan pada Pengecatan.
2.    Memahami cara melaksanakan prosedur kerja pengkilapan dan pemolesan
3.    Memahami cara mendeteksi kerusakan pengecaran dan pencegahannya.



E.  KOMPETENSI
Modul ini membentuk kompetensi pelaksanaan pengkilatan dan pemolesan. Sedangkan subkompetensi yang ingin dicapai dapat dijabarkan seperti di bawah ini.



SUB KOMPETENSI
KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
1. Mengkilapkan dan memoles 











2. Mendeteksi kerusakan cat
§ Pekerjaan pengkilapan dan pemolesan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap sistem/ komponen lainnya.
§ Pada pengkilapan dan pemoles dipasang dan diset sesuai prosedur perusahaan
§ Persyaratan bahan poles dan penyelesaian akhir diidentifikasikan.
§ Pekerjaan permukaan dilaksa-nakan untuk memenuhi per-syaratan perusahaan.
§ Tanda-tanda bahaya diidentifi-kasikan dengan benar.
§ Semua prosedur penyelesaian akhir dilaksanakan sesuai pedoman yang ditetapkan oleh perusahaan
§ Seluruh kegiatan pengkilapan dan pemolesan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkung-an) yang berlaku dan prosedur/ kebijakan perusahaan.  
§ Melaksanakan prosedur pengkilapan dan pemolesan dalam ruang lingkup bahan penyelesaian ulang pada bodi kendaraan
§ Melaksanakan prosedur mendeteksi kerusakan cat
§ Pekerjaan pengkilapan dan pemolesan tanpa menye-babkan kerusakan terhadap sistem/komponen lainnya
§ Tanda-tanda bahaya di-identifikasikan dengan benar
§ Seluruh kegiatan pengki-lapan dan pemolesan di-laksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Prosedure), peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan) yang berlaku dan prosedur/kebijakan perusahaan

§ Persyaratan keselamatan diri
§ Prosedur pengkilapan dan pemolesan
§ Penggunaan  peralatan pengkilapan dan pemoles-an yang sesuai
§ Melaksanakan prosedur kerja peralatan pengkilap-an dan pemolesan yang sesuai
§ Persyaratan keamanan perlengkapan
§ Mengidentifikasikan permukaan bahan dan persyaratan akhir
§ Proses kerja yang nyaman
§ Prosedur untuk pencegah-an bahaya
§ Persyaratan keamanann dan kesehatan dalam pe-kerjaan (persyaratan K3L)
§ Mengakses, memahami dan menerapkan infor-masi teknik
§ Menggunakan persyaratan keselamatan diri
§ Mengidentifikasikan per-alatan pengkilapan dan pemolesan
§ Menggunakan prosedur pengkilapan dan pemo-lesan
§ Mendeteksi kerusakan dan prosedur perbaikan hasil pengecatan
§ Menilai bahaya-bahaya yang mungkin timbul dan menerapkan prosedur keselamatan diri
§ Memasang dan mengeset peralatan pengkilap dan pemoles
§ Menerapkan prosedur kerja dengan mesin (non manual)













F.   CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul ini, isilah dengan cek list (Ö) kemampuan yang telah dimiliki mahasiswa dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan :

Sub Kompetensi
Pernyataan
 Jawaban
Bila jawaban ‘Ya’, kerjakan  
Ya
Tidak
Mengkilapkan dan memoles 

1.     Menggunakan peralatan pengkilatan dan pemolesan 


Soal Tes Formatif  1
2.     Melaksanakan prosedur kerja peralatan pengkilatan dan pemolesan


 Soal Tes Formatif 2
3.     Mendeteksi kerusakan pengecatan dan pencegahannya


Soal Tes Formatif  3


Apabila mahasiswa menjawab Tidak,  pelajari modul ini



BAB II
PEMBELAJARAN
 

A.  RENCANA BELAJAR MAHASISWA
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada dosen jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar.

Jenis Kegiatan
Tanggal
Waktu
Tempat Belajar
Alasan Perubahan
Paraf Dosen
1.     Penggunaan peralatan pengkilatan dan pemolesan





2.     Melaksanakan prosedur kerja peralatan pengkilatan dan pemolesan





3.     Mendeteksi kerusakan pengecatan dan pencegahannya







B.  KEGIATAN BELAJAR
1.  Kegiatan Belajar 1 :  Penggunaan Peralatan                                              Pengkilapan dan pemolesan

a.   Tujuan Kegiatan Belajar 1 :
1). Mahasiswa dapat menjelaskan penggunaan peralatan pengkilatan dan pemolesan
2). Mahasiswa dapat membedakan fungsi peralatan pengaman pada pekerjaan pengecatan.

b. Materi Pembelajaran 1 :
   1). Amplas / sand paper
         Amplas berfungsi untuk menghaluskan permukaan dengan cara digosokkan, halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut. Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin halus dan rapat susunan pasir amplas tersebut. Amplas digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty (dempul) atau surfacer. Tersedia dalam bermacam-macam bentuk, material serta kekasarannya.
a). Klasifikasi Bentuk, berdasarkan bentuknya amplas dibedakan menjadi tipe roll dan tipe lembaran. Tipe roll ada yang berbentuk membulat dan ada yang berbentuk empat persegi panjang. Demikian juga tipe lembaran dibedakan dalam bentuk bulat dan empat persegi panjang.
b). Klasifikasi cara pemasangan, berdasarkan klasifikasinya amplas dibedakan tipe adhesive, tipe velcro, dan tipe non adhisive.

15

Amplas Tipe Roll dan Tipe Lembaran


c). Klasifikasi material, berdasarkan materialnya perbendaan didasarkan pada jenis material belakang dan material partikel abrasifnya. Berdasarkan material belakang ada empat jenis, yaitu kertas, kertas tahan air, kain, dan fiberglass. Ditinjau dari material partikel abrasifnya dibedakan ada yang terbuat dari silicon carbide, dan ada yang terbuat dari oxidized aluminium.
Amplas terdiri dari partikel abrasif yang diletakkan pada material backing. Partikel abrasif yang terbuat dari silicon carbide, terpecah-pecah menjadi butiran kecil pada saat pengamplasan, dan secara konstan memunculkan tepian yang baru dan tajam. Partikel-partikel ini sangat sesuai untuk mengamlpas (sanding) cat yang relatif lunak. Sebaliknya, karena partikel aluminium oxide sangat kuat dan tahan aus, maka material ini sangat sesua untuk mengamplas (sanding) cat yang relatif keras.
  Ada dua metode yang digunakan dalam melapisi partikel abrasif pada material backing, yaitu metode lapisan terbuka dan lapisan tertutup. Pada metode lapisan terbuka, ada jarak yang lebih lebar diantara partikel-pertikel. Hal ini memungkinkan partikel yang diamplas terlepas dari partikel abrasif, dan mencegah permukaan amplas menjadi ntersumbat. Metode lapisan terbuka ini terutama digunakan untuk pengamplasan kering (dry-sanding). Amplas tipe lapisan tertutup memiliki partikel abrasif yang dikemas rapat dan digunakan terutama untuk pengamplasan basah (wet sanding), dimana tidak ada resiko amplas menjadi tersumbat.
d).  Klasifikasi Grit (kekerasan)
Nomor grit biasanya dicetak pada bagian belakang amplas. Semakin besar nomor grit, semakin halus partikel abrasifnya. Rentang nomor dari nomor grit yang digunakan untuk pengecatan automotif adalah antara #60 dan #2000. Tabel berikut memperlihatkan perbedaan nomor grit secara umum.

No. Grit
#60
#80
#120
#180
#240
#320
#600
#1000
#1500
#2000


Tipe pekerjaan
Mengupas cat










Mengamplas dempul plastik










Mengamplas  surfacer










Mengamplas cepat setelah aplikasi top coat

     Sebelum menggunakan amplas, faktor yang sangat penting adalah memilih nomor grit yang berpengaruh pada hasil kerja, dan seberapa lama pekerjaan dilakukan. Sebagai contoh pemborosan waktu dan tenaga akan terjadi, apabila amplas dengan kekasaran yang halus, misal #600 digunakan untuk mengupas cat aslinya, apabila top coat diaplikasi setelah mengupas permukaan dengan amplas yang memiliki grit #60, maka tidak akan diperoleh lapisan akhir yang halus, seberapapun lapisan diaplikasikan. Dalam praktek tanda yang ditinggalkan oleh amplas dengan grit #80 tidak dihilangkan dengan mudah oleh grit #200. oleh sebabitu, yang penting untuk dilakukan adalah berganti pada grit yang lebih halus secara bertahap, sehingga dapat menghilangkan goresan yang ditiggalkan oleh amplas terdahulu. 
16
e).  Material sanding tipe lain
   Disamping amplas, ada pula material sanding yang lain, yaitu material dimana syntetic fiber dapat dikusutkan seperti felt. Menggunakan adesif, partikel abrasif dikaitkan satu sama lain oleh fiber. Oleh karena fleksibilitasnya, maka materialini sangat sesuai untuk pekerjaan sanding permukaan yang memiliki konfigurasi panel relatif komplek (rumit), yang tidak mudah dijangkau oleh amplas. Oleh karena ketahanan air dan keandalannya yang tinggi maka ia dapat digunakan pada pengamplasan basah dan pengamplasan kering.       

                   17



2). Kompressor
Kompressor berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan, sesuai dengan yang dikehendaki karakteristik cat dan spraygun yang digunakan. Kompresor harus sesalu diletakan di tempat sejuk dan bebas debu, tetapi jangan terlalu jauh dari ruangan penyemprotan karena hal ini akan mengakibatkan berkurangnya tekanan apabila pipa udara terlalu panjang.
3). Blok Tangan / Hand block
Blok tangan adalah  blok dimana amplas ditempelkan dan digunakan untuk pengamplasan manual.

18
Gambar 1.  Blok Tangan


4). Sander    
          Sander adalah sanding tool yang diberi power dimana amplas dipasang dan digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty / surfacer. Menurut tipe power yang digunakan sander dapat dibagi menjadi : Tipe elektrik yaitu yang menggunakan tenaga elektrik dan Tipe pnumatik yaitu menggunakan udara bertekanan.

         20                          21     
           Gambar  2. Tipe Elektrik                         Gambar  3. Tipe Pneumatic

          5). Tipe Pengaman
a). Kacamata (Goggless)
Kacamata (goggles) berfungsi untuk melindungi mata dari cat dan thinner, serta dari putty atau partikel metal yang timbul pada saat pengemplasan (sanding)

                   1
         
b). Respirator
(1).  Masker partikel
       Masker partikel dikenakan dalam setiap operasi yang melibatkan partikel-partikel berterbangan,seperti misalnya pada saat pengamplasan dempul (putty sanding). Ada dua tipe utama masker partikel, yaitu yang sederhana, tipe disposable dan tipe dengan filter yang bisa diganti (with replaceable filter). Yang menapun tipe yang digunakan perhatikanlah batas waktu penggunaannya.
2



                                            3

Referensi :

Ukuran partikel yang mungkin dapat mempengaruhi paru-paru adalah yang dalam tingkat 0,2 sampai 5 μm. Masker partikel adalah salah satu peralatan yang paling efektif yang dapat mencegah terhisapnya pertikel yang berbahaya.



       (2). Masker Gas
Masker gas adalah alat pelindung yang dirancang untuk mencegah gas organik (udara yang bercampur uap bahan pelarut organik), terhisap melalui mulut atau hidung. Ada dua tipe yaitu tipe air line dan tipe filter.
Tipe air line memasok udara segar, udara ditekan kedalam masker melalui selang udara.
                

                                                       4


Tipe filter, dilengkapi dengan filter canister untuk menyerap gas organik. Dalam hal masker tipe filter, ada suatu batas efektifitas dari kemampuan filter canaster untuk menyerap zat-zat yang berbahaya. Apabila bahan penyerapnya telah menjadi jenuh, maka filter akan membiarkan uap yang berbahaya lewat. Waktu mulai dari filter masih baru sampai filter menjadi jenuh disebut ”break-through time”. Waktu break-through dari suatu filter canister tergantung pada kepadatan uap. Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam menggunakan masker gas adalah untuk mengganti filter canister sebelum waktu break-through berlalu. Demikian pula perlu diperhatikan karena terekspos kelembaban, maka kemampuan penyerapan filter mulai menurun pada saat canister dibuka. Setiap tipe bahan penyerap canister dirancang untuk gas tertentu, untuk pengecatan automobile, pastikanlah untuk menggunakan yang dirancang bagi pelarut organik.
Ada masker tipe lain pula, yaitu terbuat dari gauze sederhana dan carbon yang diaktifkan, tetapi jangan digunakan sebagai pengganti masker gas.  


                                            5




                                            6




c). Pakaian Kerja dan Topi Paint Technician
Disamping untuk melindungi badan painter dari semprotan cat, pakaian kerja dan topi juga berguna untuk melindungi painter dari debu. Ada beberapa pakaian pelindung yang terbuat dari material anti-static.

                    7


                          Pakaian kerja dan Topi Paint Technician


d). Sarung tangan
     Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan seseorang pada saat menggunakan sander atau mengangkat bodi part.


        8
       
          Sarung Tangan

e). Sarung tangan Tahan Pelarut (solvent resistant gloves)
Sarung tangan ini mencegah penyerapan solvent (pelarut) organik kedalam kulit. Disamping untuk pekerjaan pengecatan, sarung tangan ini dapat dipakai juga pada saat mengoleskan sealer.
               


      9

Sarung Tangan Tahan Pelarut


f). Sepatu Pengaman (Savety Shoes/anti static shoes)
     Sepatu ini memiliki plat metal disekeliling ujung telapak kaki dan sol yang tebal untuk melindungi kaki. Ada pula tipe sepatu pengaman yang memiliki sifat anti-statik.
               


10
              
          Sepatu Pengaman


Penggunaan Item Pengaman
a). Persiapan permukaan (mengupas cat, putty, dan mengamplas surfacer)
§  Topi technician
§  Kacamata (goggles)
§  Pakaian kerja technician
§  Sarung tangan
§  Sepatu pengaman
      11

b). Color Matching, Operasi persiapan permukaan (Aplikasi Putty, Degreasing)

§  Topi Technician
§  Kacamata (goggles)
§  Masker Tipe Filter
§  Pakaian kerja technician
§  Sarung tangan tahan-pelarut
§  Sepatu pengaman
                                                                12


c). Masking

§  Topi Technician
§  Pakaian Kerja Technician
§  Sepatu Pengaman


13


d). Spraying (Menyemprot)
§  Masker air line (tipe Hood)
§  Mantel kerja paint technician
§  Sarung tangan tahan-pelarut
§  Sepatu pengaman (sepatu anti static)


14



c. Rangkuman Materi 1
1). Pekerjaan pengecatan merupakan pekerjaan yang mengandung resiko cukup besar baik bagi painter maupun obyek painting.
2). Untuk kepentingan keamanan bagi painter maupun obyek painting maka diperlukan peralatan pengamanan.
3). Perlengkapan pengamanan antara lain sebagai berikut:
§  Kacamata yang berfungsi untuk melindungi mata dari cat dan thinner, putty/dempul, serta partikel-partikel lainnya.
§  Masker partikel, yang berfungsi untuk melindungi hidung, mulut painter dari partikel-partikel yang berterbangan pada saat pekerjaan pengamplasan maupun spraying/penyemprotan.
§  Masker gas sebagai peindung yang dirancang untuk mencegah gas organik terhisap melalui mulut atau hidung.
§  Pakaian kerja dan topi, berfungsi sebagai pelindung badan paniter dari semprotan cat.
§  Sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan pada saat melakukan pekerjaan penyemprotan.
§  Sepatu pengaman, untuk melindungi kaki.

d. Tugas Materi 1
    1).  Identifikasilah alat pengamanan pada  ruang pengecatan (spray booth)
    2).  Gambarkan sketsa peralatan pengaman bagi pekerja pada bidang pendempulan dan pengamplasan
 
e. Tes Formatif 1
1). Untuk memberikan rasa aman bagi painter diperlukan seperangkat peralatan pengaman, sebutkan perlatan pengaman tersebut ?
2). Apa yang saudara lakukan jika di sekolah tidak tersedia peralatan pengaman tersebut.
3). Jika saudara akan melakukan pencampuran warna (color matching) perlengkapan pengaman apa saja yang saudara siapkan.

f. Kunci Jawaban
Jawab :
1). Peralatan pengaman tersebut adalah :
§  Kacamata yang berfungsi untuk melindungi mata dari cat dan thinner, putty/dempul, serta partikel-partikel lainnya.
§  Masker partikel, yang berfungsi untuk melindungi hidung, mulut painter dari partikel-partikel yang berterbangan pada saat pekerjaan pengamplasan maupun spraying/penyemprotan.
§  Masker gas sebagai pelindung yang dirancang untuk mencegah gas organik terhisap melalui mulut atau hidung.
§  Pakaian kerja dan topi, berfungsi sebagai pelindung badan painter dari semprotan cat.
§  Sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan pada saat melakukan pekerjaan penyemprotan.
§  Sepatu pengaman, untuk melindungi kaki.
2). Jika sekolah tidak tersedia peralatan pengaman yang harus dilakukan adalah  bekerja berdasarkan standar operasi dan prosedur sesuai dengan petunjuk teknis, bekerja dengan teliti dan cermat, berusaha menggunakan pakaian kerja yang memenuhi standar bengkel.
3). Untuk melakukan color matching peralatan pengaman yang harus disiapkan adalah :
§    Topi
§    Kacamata
§    Masker tipe filter
§    Pakaian kerja
§    Sarung tangan tahan pelarut
§    Sepatu pengaman.

g. Lembar Kerja 1
1). Alat dan Bahan
 a). Peralatan pengaman
 b). 1 Unit fender
 c). Peralatan pengecatan, spray gun, thinner, dan primer red/meni (menyesuaikan kebutuhan).
 d). Lap / majun, amplas

2). Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur/dosen atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.




3). Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh dosen/instruktur.
c). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
d). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula.

4). Tugas
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1.



2. Kegiatan Belajar 2 : Pengkilapan dan Pemolesan      
                                    (POLISHING)

a.   Tujuan belajar 2 :
1). Mahasiswa mampu menjelaskan prosedur polishing terhadap hasil  pengecatan pada panel
2). Mahasiswa mampu melakukan perbaikan panel yang mengalami kerusakan akibat benturan dengan benda lain.
3). Mahasiswa mampu melakukan perbaikan cat pada panel bodi dan menggantikannya dengan cat baru tanpa mengalami gangguan pada cat lama.

b. Materi Belajar 2 :
1).  Pengertian Pemolesan (Polishing)
         
          Istilah polishing dalam konteks ini adalah suatu proses pada pengecatan ulang pada sebagian fender sebagai akibat adanya gangguan pada cat lama. Polishing merupakan proses untuk permukaan yang dicat sehingga akan menjadi tampak seperti permukaan asli, yaitu yang tidak dicat. Dibandingkan dengan permukaan asli, permukaan yang dicat kembali mungkin saja berbeda dalam hal kilapan ata tekstur-nya. Tergantung pada kondisi dimana pekerjaan dilakukan, cacat misalnya bintik (seeds) atau meleleh (runs) dapat pula terjadi. Demikian pula tergantung pada teknik pengecatan yang digunakan, permukaan yang dicat dapat terlihat tidak rata.
Oleh sebab itu apabila ada perbedaan diantara permukaan yang dicat kembali dengan permukaan aslinya, maka permukaan yang dicat kembali harus digosok (sanded) sehingga akan membentuk suatu sambungan yang kontinyu dengan permukaan yang tidak dicat kembali. Proses inilah yang disebut polishing.

2). Mekanisme
     Apabila tekstur dari permukaan yang dicat kembali setelah pengecatan dan pengeringan berbeda dengan permukaan asli coat, maka tonjolan (tekstur kasar-kasar atau bintik yang tampak setelah pengecatan dan pengeringan) pada permukaan yang dicat harus dihilangkan untuk mendapatkan permukaan yang mirip dengan asli coat.

                   Bagian yang                     Bagian asli
                   dicat kembali



 





                                      (Amplas basah)


                             Buffing Compound kasar untuk menyesuaikan
                             Kilapan (gloss)






                             Buffing Compound halus untuk menyesuaikan
                             Kilapan (gloss)





Tipe permukaan yang dicat kembali, yang memerlukan polishing :

1
Perbedaan tekstur diantara permukaan yang dicat kembali pada permukaan aslinya.















 



Bagian yang dicat kembali                                                   Bagian asli
2
Timbul bintik pada permukaan cat karena menempelnya debu dan kotoran








 
                                                                      debu



3
Cat Meleleh
                                                     Meleleh


4
Sedikit buram karena penguapan solvent atau thinner selama proses pengeringan (drying) setelah shanding


3). Peralatan Untuk Polishing
a). Whetstone, digunakan untuk memperbaiki bintik (seed) dan lelehan (runs) sebelum permukaan cat dipoles dengan buffing compound. Akan tetapi apabila lelehannya besar, atau terdapat banyak bintik, demi kemudahan kerja dan penghematan biaya, yang terbaik adalah mengecat ulang permukaan. Saat ini banyak tersedia produk yang menyerupai fungsi whetstone. (misalnya tipe dengan amplas ditempel.
b). Amplas (sandpaper), digunakan untuk mengatur textur atau untuk menghilangkan bintik (seed) dan lelehan (runs). Tingkat kekasaran dari #1200 hingga 2000 dipakai secara luas.
c). Buffing compoud, adalah partikel abrasif yang dicampur solvent atau air, dan aplikasinya tergantung pada ukuran partikel yang dikandungnya. Biasanya digunakan buffing compounds kasar dan halus.
          Tipe dan karakteristik dari buffing compounds:


Untuk menggosok permukaan yang dicat

                                                                  
Membuat proses penggosokan (buffing)

Membuat kilap




d). Buffers, adalah suatu attachment (alat) yang dipasang pada polisher dan digunakan bersama buffing compound untuk memoles permukaan cat. Buffers diklasifikasi menurut materialnya, yaitu untuk kasar dan halus. Kasar digunakan untuk menghilangkan goresan-goresan sanding dan untuk menyesuaikan texture. Buffer kasar digunakan bersamaan dengan buffing compound. Sedangkan buffer halus digunakan terutama dengan buffing compound yang efek abrasinya lebih kecil, misalnya fine-grain, untuk menghasilkan kilapan atau menghilangkan tanda pusaran (goresan yang diakibatkan oleh buffer ataupun buffing compound).
e). Polisher, adalah sebuah alat yang dapat membantu pemolesan dengan efisien, polisher digunakan untuk memutar buffer. Dari dua tipe yang tersedia, yaitu tipe elektrikal dan tipe pneumatik, tipe elektrikal polisher lebih banyak digunakan.
f). Kain lap flanel, adalah kain lap yang halus yang digunakan untuk area polesan tangan, yang terlampau kecil bila menggunakan polisher. Menggunakan kain yang relatif lebih keras, seperti handuk tangan adalah tidak dianjurkan, karena dapat menimbulkan goresan pada permukaan cat.
g). Buff cleaner, buff cleaner untuk membersihkan buff. Digunakan dengan daya putar polisher, compound yang melekat pada buff akan terlepas.

4). Metode Polishing

(1) Cat Kering





(2) Cek Textur Cat
Kasar Sekali
Kasar
Agak kasar
Baik





(3) Cek adanya bintik dan lelehan

Ya
Tidak
Ya
Tidak
Cat ulang
(5)  sesuaikan textur dengan wet sanding

(4) gunakan whetstone untuk menghilangkan bintik dan lelehan





(6) Poles dengan buffing compound






(7) Bersihkan kendaraan





(8) Selesai












 



 

5). Mengidentifikasi kerusakan pada permukaan panel  
Bagan dibawah ini memperlihatkan proses yang dilakukan sebelum aplikasi dempul (putty) selama tindakan pada lapisan bawah dari sebuah panel rusak.



 

a). Mengidentifikasi Cat
     Mengidentifikasi tipe cat pada panel, adalah sangat penting dalam suatu proses pengecatan. Apabila lapisan cat tidak diidentifikasi dengan benar, maka akan menyebabkan terjadinya problem yang serius pada saat aplikasi top-coat. Sebagai contoh apabila panel yang sedang diperbaiki memiliki riwayat perbaikan menggunakan cat lacquer sebelumnya, maka thinner yang terkandung didalam surfacer atau top coat paint akan meresap kedalam cat lacquer terdahulu. Hal ini akan menyebabkan permukaan yang dicat menimbulkan bentuk keriput (atau mengkerut). Untuk mencegah problem seperti ini maka tipe cat harus diidentifikasi secara benar, pada saat penanganan lapisan bawah.

b).  Metode dan kriteria identifikasi.
       Biasanya, apabila sebuah kain lap yang dibasahi thinner lacquer digosokkan pada permukaan yang dicat, maka apabila cat tidak luntur adalah dari tipe bake atau urethane, dan apabila luntur adalah dari tipe lacquer. Sekalipun biasanya cat bake atau urethane tidak terpengaruh oleh solvent, tetapi dapat pula memindahkan sedikit warna pada lap, atau meredupkan bagian yang digosok, apabila lapisan cat belum mengering sempurna atau lapisan cat telah tercemar.

            32

c). Menilai perluasan kerusakan
(1). Menilai secara visual
                                      33


(2). Menilai dengan sentuhan


         34


(3). Menilai dengan penggaris
          35



(4). memperbaiki tonjolan pada panel


          36


(5). mengupas cat


               37

38


(6). featheredging

39


(7). Membersihkan dan menghilangkan grease (cleaning and degreasing)
(a). Membersihkan (cleaning)


40

         
(b). Menghilangkan Grease (Degreasing)

                     41                    

                42
                 
(c). Alikasi Primer

43

          c. Rangkuman materi belajar 8
1). Polishing adalah suatu proses pada pengecatan ulang pada sebagian fender sebagai akibat adanya gangguan pada cat lama. Polishing merupakan proses untuk permukaan yang dicat sehingga akan menjadi tampak seperti permukaan asli, yaitu yang tidak dicat.
2). Prosedur polishing antara lain sebagai berikut :
                                                               
                                                      Menggosok                                                                     permukaan
                                                                                                                             

proses penggosokan (buffing)
 

Membuat kilap




3). Cara memperbaiki cat pada panel sebagai berikut :



 

          d. Tugas Materi 2
1). Buatlah diagram alir prosedur pengecatan warna sampai proses finishing kendaraan siap untuk dioperasikan.
2). Lakukan proses pemolesan pada kendaraan yang baru saja saudara lakukan pengecatannya.

          e. Tes formatif Materi 2
1). Bagaimana mendeteksi jenis cat lama
2). Ada berapa macam cara mendeteksi luasan permukaan
3). Bagaimana cara mendeteksi luasan permukaan
4). Bagaimana cara menghilangkan grease itu ?

         
f. Kunci Jawaban
1). Cara mendeteksi jenis thinner lama adalah sebagai berikut :
§  Siapkan kain lap (majun) kemudian basahi dengan thinner lacquer
§  Gosokkan kain lap tersebut pada permukaan yang akan dicat
§  Jika pada kain lap tersebut terjadi pemindahan warna berarti jenis cat tersebut lacquer.
§  Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :

32

2). Cara mendeteksi jenis kerusakan pada permukaan ada tiga cara, yaitu dengan cara visual, sentuhan, dan penggaris.

3). Secara visual, pada bagian permukaan bodi yang mendapat goresan disinari dengan lampu, sehingga nampak jelas bagian mana yang terluka/cacat. Secara sentuhan, dengan cara diraba pada permukaan bodi yang luka tersebut, sehingga akan terasa seberapa besar luka/cacat bodi tersebut. Dengan penggaris dapat dilakukan yaitu pegang penggaris kemudian sentuhkan penggaris tersebut pada permukaan bodi yang luka, apabila permukaan bodi tersebut tidak rata akan kelihatan seberapa luasan dan dimana posisinya bagian bodi yang tidak rata tersebut.

4). Cara mgnhilangkan grease sebagai berikut :
§  Bersihkan permukaan bodi yang terdapat grease dengan air dust cleaner
§  Gosoklah dengan kain lap yang bersih
§  Semprotkan primer pada permukaan bodi tersebut.

g.   Lembar Kerja 2
1). Alat dan Bahan
 a). 1 Unit mobil sedan, minibus
 b). Peralatan finishing, kompound, kit, dan clear (menyesuaikan kebutuhan).
 c). Sander, Lap / majun, amplas halus

2). Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur/dosen atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.

3). Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh dosen/instruktur.
c). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
d). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula.
4). Tugas
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 8




3.  Materi belajar 3 : Mendeteksi kerusakan Pengecatan dan         Pencegahannya
  
 a. Tujuan Pembelajaran 3:
1). Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang menentukan kualitas hasil pengecatan.
2). Mahasiswa mampu mendeteksi jenis cacat pada hasil pengecatan bodi kendaraan.
3). Mahasiswa mampu menentukan cara perbaikan terhadap cacat yang terjadi pada hasil pengecatan bodi kendaraan.

b. Materi Pembelajaran 3 :
     1). Faktor-Faktor yang Menentukan Kualitas Hasil Pengecatan
                  Beberapa hal yang menunjukkan kualitas hasil pengecatan pada bodi kendaraan antara lain : 
(a). Kerataan Lapisan Cat / Top Coat
Kerataan lapisan cat meliputi : ketebalan lapisan cat, kehaluasan permukaan cat, dan tidak timbul cacat pengecatan.
(b). Daya Kilap Cat
Daya kilap cat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kualitas bahan yang digunakan yaitu thinner, top coat, clear, dan proses pengeringan serta teknik  pengecatan.
(c). Daya Tahan  Cat
Lapisan cat / top coat harus memiliki sifat daya tahan terhadap zat cair antara lain minyak solar, bensin, oli mesin dan lain-lain. Disamping itu cat harus tahan terhadap segala cuaca terutama panas sinar matahari dalam jangka waktu lama.
(d). Tekstur  Cat
Tekstur dari kendaraan baru biasanya lebih halus pada permukaan horisontal dibandingkan pada permukaan vertikal.
  Untuk melihat kualitas pengecatan khususnya kerataan, daya kilap dan tekstur cat bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu meraba dengan telapak tangan pada bagian permukaan cat, memandang secara visual dengan beberapa sudut pandang yang berbeda-beda dimana anda menghadap langsung kilauan yang dipantulkan oleh permukaan cat disebut pandangan langsung (direct view) dan dimana wajah anda di belakang kilauan disebut pandangan tidak langsung (indirect view).
 
2).  Cacat Pengecatan
               Cacat pengecatan yang terjadi selama painting atau setelah driying /waktu pengeringan adalah serbagai berikut :
a). Bintik ( Seeds )
Debu atau partikel asing lainnya menempel pada cat selama atau segera setelah painting, disebut seeds. Disamping berasal dari sumber luar, pertikel ini dapat pula berasal dari catnya sendiri.      
b). Butiran menyerupai kawah, mata ikan ( Beads/ cratering, fish eyes )
Beeds adalah suatu depresi yang terbentuk apabila ada oli atau air yang mendorong lapisan cat, atau suatu kekosogan yang terbentuk karena cat tidak dapat membentuk lapisan diatas oli atau air.
c). Kulit Jeruk (Orange Peel )
Suatu lapisan tidak rata menyerupai kulit jeruk, cacat ini timbul apabila cat mengering terlampau cepat, sebelum selesainya perataan (pergerakan permukaan cat untuk meratakan dirinya sendiri). Ini juga dipengaruhi oleh kondisi aplikasi serta tebal lapisan cat. 
d). Meleleh  (Runs)
Meleleh disebabkan oleh kelebihan cat yang mengalir kebawah dan mengering.
e). Mengkerut atau Terangkat  (Shrinkage)
Ada dua tipe shringkage yang dapat terjadi. Yang satu disebabkan oleh solvent didalam top coat segar yang menembus cat lama, menyebabkan cat lama berubah secara internal, sehingga menimbulkan kerutan pada top coat. Tipe shringkage lainnya terjadi apabila top coat melunak dan mengembangkan dibawah panas, dan kemudian mengkerut pada saat dingin.
f). Lubang Kecil/kerak keci (Pinholes/Scales)
Kumpulan dari beberapa lubang atau kerak kecil yang disebut “pinholes”, terjadi  apabila cat dipanaskan dengan terlampau cepat. Apabila permukaan cat mengering dan keras sebelum solvent didalam coat menguap, maka solvent yang terperangkap dipaksa untuk meletup melalui lapisan, dan meninggalkan lubang kecil (pinhole). Tepi panel, dimana cat berakumulasi, dan dimana temperatur bertambah dengan cepatnya melalui pemanasan buatan, sangat mudah terjadi lubang kecil (pinholes).
g). Tanda Putty/dempul  (Putty Marks)
Terjadi apabila putty nampak pada permukaan top coat. Apabila penambahan antara cat asli dan putty berbeda, maka top coat solvent mengakibatkan penyusutan disepanjang featheredges, sehingga timbul tanda putty.
h).  Goresan Amplas  (Sandeng Scratches)
Goresan amplas dalam lapisan cat asli berkembang dan nampak pada permukaan top coat pada saat top coat solvent berpenetrasi kedalam coat dibawahnya.
i). Memudar  (Fade)
Kehilangan warna terjadi apabila top coat kehilangan gloss atau kilapnya dengan berlalunya waktu. Apabila undercoat bersifat porous, maka ia cenderung menyerap cat, sehingga terjadi perubahan warna. Demikian pula, kehilangan warna dapat terjadi apabila buffing compaund diaplikasi sebelum lapisan cat mengering sempurna.

            c. Rangkuman materi belajar 3
1). Kualitas hasil pengecatan ditentukan olah hal-hal sebagai berikut :
§  Kerataan permukaan lapisan cat
§  Daya kilap
§  Tekstur
§  Daya tahan terhadap karat
2). Faktor-faktor yang menentukan kualtas hasil pengecatan adalah sebagai berikut :
§ Persiapan permukaan bodi kendaraan
§ Jenis thinner yang digunakan
§ Viscositas yang tepat
§ Tekanan udara yang tepat
§ Prosedur pengecatan sesuai dengan standar spraying.
3). Jenis kerusakan pada hasil pengecatan adalah sebagai berikut :
§ Meleleh (runs & sagging)
§ Pin hole
§ Kulit jeruk
§ Memudar
§ Terdapat goresan amplas
§ Terdapat tanda putty/dempul
§ Mengkerut.
          d. Tugas Materi 3
1). Identifikasi jenis cacat hasil pengecatan pada berbagai tipe kendaraan yang ada di lapangan.
2). Lakukan salah satu cara pencegahan agar tidak terjadi cacat pada hasil pengecatannya.

e. Tes formatif Materi 3
1). Sebutkan hal-hal yang menunjukkan kualitas hasil pengecatan pada kendaraan ?
2). Jelaskan faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pengecatan pada kendaraan ?
3). Jelaskan macam-macam cacat pada hasil pengecatan ?

          f. Kunci Jawaban
1). Kualitas hasil pengecatan ditentukan olah hal-hal sebagai berikut :
§  Kerataan permukaan lapisan cat
§  Daya kilap
§  Tekstur
§  Daya tahan terhadap karat
2). Faktor-faktor yang menentukan kualtas hasil pengecatan adalah sebagai berikut :
§ Persiapan permukaan bodi kendaraan
§ Jenis thinner yang digunakan
§ Viscositas yang tepat
§ Tekanan udara yang tepat
§ Prosedur pengecatan sesuai dengan standar spraying.
3). Jenis kerusakan pada hasil pengecatan adalah sebagai berikut :
§ Meleleh (runs & sagging)
§ Pin hole
§ Kulit jeruk
§ Memudar
§ Terdapat goresan amplas
§ Terdapat tanda putty/dempul
§ Mengkerut.
g. Lembar Kerja 3
1). Alat dan Bahan
 a). 1 Unit fender
 b). Peralatan penngecatan, spray gun, thinner, primer red/meni, surfacer, dan cat warna (menyesuaikan kebutuhan).
 c). Lap / majun, amplas
2). Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur/dosen atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.
3). Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh dosen/instruktur.
c). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
d). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula.
4). Tugas
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 3.




BAB III

EVALUASI

 

A.  PERTANYAAN
  1. Sebutkanlah komponen-komponen konstruksi utama spray gun yang anda ketahui !
  2. Jelaskan prinsip kerja spray gun  dengan batuan sketsa gambar sederhana ?
  3. Apakah yang anda ketahui tentang sistem pengeringan cat pada proses pengecatan kendaraan?
  4. Apakah yang anda ketahui tentang sistem oplos warna (color matching) pada tinting warna.
  5. mengapa prosedur pengamplasan dempul mengikuti nomor grit dempul ?

B.  KUNCI JAWABAN
1.    Gambar Kontruksi dan Komponen Utama spray gun adalag sebagai berikut :
54

62

2.    Prinsip Kerja Spry gun dapat digambarkan sebagai berikut :

              49

52

50

3.        Sistem oplos warna adalah suatu cara untuk mendapatkan warna baru dengan cara mencampur dari berbagai warna dengan formula tertentu. Misalnya warna hitam itu dengan cara mencampur warna kuning, biru, dan merah dengan perbandingan tertentu.
4.        Sistem Pengeringan cat adalah prosedur pengeringan cat sesuai dengan karakteristik jenis cat yang digunakan. Misal cat lacquer pengeringan cat cukup dengan sistem udara luar, artinya cat akan kering bersamaan dengan menguapnya thinner dari lapisan luar cat sesaat setelah cat dissemprotkan pada temperatur udara luar. Tetapi untuk cat jenis enamel pengeringan cat harus menggunakan cara pemaksaan yaitu dengan cara dipanaskan sampai suhu antara 80-1200 C sesaat proses pengecatan selesai. Adapun tahap-atahap pengeringan sebagai berikut :
Tahap-tahap pengeringan cat adalah: (1) Bebas debu, apabila debu tidak melekat lagi pada permukaan pengecatan, (2) bebas lekat yaitu bebas tidak melekat sekalipun ditekan, (3) kering ditangan yaitu cukup kering untuk melekatkan pemanasan part, dan (4) kering keras yaitu apabila cukup keras untuk operasi tertentu lainnya. Waktu pengeringan tergantung tergantung pada tipe cat yang digunakan, temperatur sekeliling, ketebalan lapisan (cat) dan tipe thinner yang digunakan.

5.    Prosedur pengamplasan dempul mengikuti nomor urut grit amplas
     Tahap-tahap pengamplasan panel bodi yang mengalami proses pendempulan menggunakan amplas sesuai dengan nomor gritnya. Untuk pengamplasan dempul plastik menggunakan amplas nomor kecil (#60-80), sedangkan untuk mengamplas dempul halus (dempul abu-abu) menggunakan amplas kertas tahan air nomor 240-400. untuk pengamplasan akhir/cat menggunakan amplas kertas tahan air halus #600-800. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan luka bekas amplas pada permukaan cat. Berikut ini diberikan rekomendasi penggunaan amplas yang sesuai dengan tujuan pengamplasan.


16





C.  KRITERIA KELULUSAN

Kriteria
Skor
(1-10)
Bobot
Nilai
Keterangan
Kognitif (soal no 1 s/d 5)

5

Syarat lulus nilai minimal 56
Ketelitian pemeriksaan pendahuluan

1

Ketepatan prosedur spray gun

2

Ketepatan waktu

1

Keselamatan kerja

1

Nilai Akhir





BAB IV
PENUTUP


Mahasiswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul berikutnya. Sebaliknya, apabila mahasiswa dinyatakan tidak lulus, maka mahasiswa harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya.
















DAFTAR PUSTAKA

 

Anonim.  (2000).  Step 1 Pedoman Pelatihan Pengecatan. Jakarta : PT Toyota – Astra Motor.

Robinson, A. (1973). The repair of Vehicles Bodies. : London: Heinemann Educational Books, Ltd.
 
William Chroos, Donald Anglin. (1980).  Automotive Body Repair and Refenishing. New York: McGraw-Hill  Book Company.