BAB II
PEMBELAJARAN
A. RENCANA
BELAJAR MAHASISWA
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan
mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada dosen jika telah
selesai mempelajari setiap kegiatan belajar.
Jenis
Kegiatan
|
Tanggal
|
Waktu
|
Tempat
Belajar
|
Alasan
Perubahan
|
Paraf
Dosen
|
1. Penggunaan peralatan pengkilatan dan pemolesan
|
|
|
|
|
|
2. Melaksanakan prosedur kerja peralatan pengkilatan dan
pemolesan
|
|
|
|
|
|
3. Mendeteksi kerusakan pengecatan dan pencegahannya
|
|
|
|
|
|
B. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar 1
: Penggunaan Peralatan Pengkilapan
dan pemolesan
a.
Tujuan Kegiatan Belajar 1 :
1). Mahasiswa dapat menjelaskan penggunaan peralatan
pengkilatan dan pemolesan
2). Mahasiswa dapat membedakan fungsi peralatan pengaman
pada pekerjaan pengecatan.
b. Materi Pembelajaran 1 :
1). Amplas / sand paper
Amplas
berfungsi untuk menghaluskan permukaan dengan cara digosokkan, halus dan
kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas
amplas tersebut. Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin halus
dan rapat susunan pasir amplas tersebut. Amplas digunakan untuk mengamplas
lapisan cat, putty (dempul) atau surfacer. Tersedia dalam bermacam-macam
bentuk, material serta kekasarannya.
a). Klasifikasi Bentuk, berdasarkan bentuknya amplas
dibedakan menjadi tipe roll dan tipe lembaran. Tipe roll ada yang berbentuk
membulat dan ada yang berbentuk empat persegi panjang. Demikian juga tipe
lembaran dibedakan dalam bentuk bulat dan empat persegi panjang.
b). Klasifikasi cara pemasangan, berdasarkan klasifikasinya
amplas dibedakan tipe adhesive, tipe velcro, dan tipe non adhisive.
Amplas Tipe Roll dan Tipe Lembaran
c). Klasifikasi material, berdasarkan materialnya
perbendaan didasarkan pada jenis material belakang dan material partikel
abrasifnya. Berdasarkan material belakang ada empat jenis, yaitu kertas, kertas
tahan air, kain, dan fiberglass. Ditinjau dari material partikel abrasifnya
dibedakan ada yang terbuat dari silicon carbide, dan ada yang terbuat dari
oxidized aluminium.
Amplas terdiri dari partikel abrasif yang diletakkan pada material backing.
Partikel abrasif yang terbuat dari silicon carbide, terpecah-pecah menjadi
butiran kecil pada saat pengamplasan, dan secara konstan memunculkan tepian
yang baru dan tajam. Partikel-partikel ini sangat sesuai untuk mengamlpas
(sanding) cat yang relatif lunak. Sebaliknya, karena partikel aluminium oxide
sangat kuat dan tahan aus, maka material ini sangat sesua untuk mengamplas
(sanding) cat yang relatif keras.
Ada dua metode
yang digunakan dalam melapisi partikel abrasif pada material backing, yaitu
metode lapisan terbuka dan lapisan tertutup. Pada metode lapisan terbuka, ada
jarak yang lebih lebar diantara partikel-pertikel. Hal ini memungkinkan
partikel yang diamplas terlepas dari partikel abrasif, dan mencegah permukaan
amplas menjadi ntersumbat. Metode lapisan terbuka ini terutama digunakan untuk
pengamplasan kering (dry-sanding).
Amplas tipe lapisan tertutup memiliki partikel abrasif yang dikemas rapat dan
digunakan terutama untuk pengamplasan basah (wet sanding), dimana tidak ada
resiko amplas menjadi tersumbat.
d). Klasifikasi Grit (kekerasan)
Nomor grit biasanya dicetak pada bagian belakang amplas. Semakin besar
nomor grit, semakin halus partikel abrasifnya. Rentang nomor dari nomor grit
yang digunakan untuk pengecatan automotif adalah antara #60 dan #2000. Tabel
berikut memperlihatkan perbedaan nomor grit secara umum.
No. Grit
|
#60
|
#80
|
#120
|
#180
|
#240
|
#320
|
#600
|
#1000
|
#1500
|
#2000
|
Tipe pekerjaan
|
Mengupas cat
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengamplas
dempul plastik
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengamplas surfacer
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengamplas cepat setelah aplikasi top coat
|
Sebelum
menggunakan amplas, faktor yang sangat penting adalah memilih nomor grit yang
berpengaruh pada hasil kerja, dan seberapa lama pekerjaan dilakukan. Sebagai
contoh pemborosan waktu dan tenaga akan terjadi, apabila amplas dengan
kekasaran yang halus, misal #600 digunakan untuk mengupas cat aslinya, apabila
top coat diaplikasi setelah mengupas permukaan dengan amplas yang memiliki grit
#60, maka tidak akan diperoleh lapisan akhir yang halus, seberapapun lapisan
diaplikasikan. Dalam praktek tanda yang ditinggalkan oleh amplas dengan grit
#80 tidak dihilangkan dengan mudah oleh grit #200. oleh sebabitu, yang penting
untuk dilakukan adalah berganti pada grit yang lebih halus secara bertahap,
sehingga dapat menghilangkan goresan yang ditiggalkan oleh amplas terdahulu.
e). Material
sanding tipe lain
Disamping
amplas, ada pula material sanding yang lain, yaitu material dimana syntetic
fiber dapat dikusutkan seperti felt. Menggunakan adesif, partikel
abrasif dikaitkan satu sama lain oleh fiber. Oleh karena fleksibilitasnya, maka
materialini sangat sesuai untuk pekerjaan sanding permukaan yang memiliki
konfigurasi panel relatif komplek (rumit), yang tidak mudah dijangkau oleh
amplas. Oleh karena ketahanan air dan keandalannya yang tinggi maka ia dapat
digunakan pada pengamplasan basah dan pengamplasan kering.
2). Kompressor
Kompressor berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan, sesuai dengan
yang dikehendaki karakteristik cat dan spraygun yang digunakan. Kompresor harus
sesalu diletakan di tempat sejuk dan bebas debu, tetapi jangan terlalu jauh
dari ruangan penyemprotan karena hal ini akan mengakibatkan berkurangnya
tekanan apabila pipa udara terlalu panjang.
3). Blok Tangan
/ Hand block
Blok tangan adalah blok dimana
amplas ditempelkan dan digunakan untuk pengamplasan manual.
Gambar 1. Blok Tangan
4). Sander
Sander adalah sanding tool yang diberi
power dimana amplas dipasang dan digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty / surfacer. Menurut tipe power yang digunakan sander dapat dibagi
menjadi : Tipe elektrik yaitu yang menggunakan tenaga elektrik
dan Tipe pnumatik yaitu menggunakan udara bertekanan.
Gambar 2. Tipe Elektrik Gambar 3. Tipe Pneumatic
5). Tipe Pengaman
a). Kacamata (Goggless)
Kacamata (goggles) berfungsi untuk melindungi mata dari cat dan thinner,
serta dari putty atau partikel metal yang timbul pada saat
pengemplasan (sanding)
b). Respirator
(1). Masker
partikel
Masker
partikel dikenakan dalam setiap operasi yang melibatkan partikel-partikel
berterbangan,seperti misalnya pada saat pengamplasan dempul (putty sanding). Ada
dua tipe utama masker partikel, yaitu yang sederhana, tipe disposable dan tipe
dengan filter yang bisa diganti (with
replaceable filter). Yang menapun tipe yang digunakan perhatikanlah batas
waktu penggunaannya.
Referensi :
Ukuran partikel yang mungkin dapat mempengaruhi paru-paru adalah yang dalam
tingkat 0,2 sampai 5 μm. Masker partikel adalah salah satu peralatan yang
paling efektif yang dapat mencegah terhisapnya pertikel yang berbahaya.
(2). Masker
Gas
Masker gas adalah alat pelindung yang dirancang untuk
mencegah gas organik (udara yang bercampur uap bahan pelarut organik), terhisap
melalui mulut atau hidung. Ada
dua tipe yaitu tipe air line dan tipe filter.
Tipe air line memasok udara
segar, udara ditekan kedalam masker melalui selang udara.
Tipe filter, dilengkapi dengan filter canister untuk
menyerap gas organik. Dalam hal masker tipe filter, ada suatu batas efektifitas
dari kemampuan filter canaster untuk menyerap zat-zat yang berbahaya. Apabila
bahan penyerapnya telah menjadi jenuh, maka filter akan membiarkan uap yang
berbahaya lewat. Waktu mulai dari filter masih baru sampai filter menjadi jenuh
disebut ”break-through time”. Waktu break-through dari suatu filter canister
tergantung pada kepadatan uap. Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam
menggunakan masker gas adalah untuk mengganti filter canister sebelum waktu
break-through berlalu. Demikian pula perlu diperhatikan karena terekspos
kelembaban, maka kemampuan penyerapan filter mulai menurun pada saat canister
dibuka. Setiap tipe bahan penyerap canister dirancang untuk gas tertentu, untuk
pengecatan automobile, pastikanlah untuk menggunakan yang dirancang bagi
pelarut organik.
Ada masker tipe lain pula, yaitu terbuat dari gauze
sederhana dan carbon yang diaktifkan, tetapi jangan digunakan sebagai pengganti
masker gas.
c).
Pakaian Kerja dan Topi Paint Technician
Disamping
untuk melindungi badan painter dari semprotan cat, pakaian kerja dan topi juga
berguna untuk melindungi painter dari debu. Ada beberapa pakaian pelindung yang terbuat
dari material anti-static.
Pakaian kerja dan
Topi Paint Technician
d). Sarung tangan
Sarung tangan
digunakan untuk melindungi tangan seseorang pada saat menggunakan sander atau
mengangkat bodi part.
Sarung Tangan
e). Sarung tangan Tahan Pelarut (solvent resistant
gloves)
Sarung tangan ini mencegah penyerapan solvent (pelarut)
organik kedalam kulit. Disamping untuk pekerjaan pengecatan, sarung tangan ini
dapat dipakai juga pada saat mengoleskan sealer.
Sarung Tangan Tahan Pelarut
f). Sepatu Pengaman (Savety Shoes/anti static shoes)
Sepatu ini memiliki plat metal disekeliling
ujung telapak kaki dan sol yang tebal untuk melindungi kaki. Ada pula tipe
sepatu pengaman yang memiliki sifat anti-statik.
Sepatu Pengaman
Penggunaan
Item Pengaman
a). Persiapan permukaan (mengupas cat, putty, dan
mengamplas surfacer)
§
Topi
technician
§
Kacamata
(goggles)
§
Pakaian
kerja technician
§
Sarung
tangan
§
Sepatu
pengaman
b). Color Matching,
Operasi persiapan permukaan (Aplikasi Putty, Degreasing)
§ Topi
Technician
§ Kacamata
(goggles)
§ Masker
Tipe Filter
§ Pakaian
kerja technician
§ Sarung
tangan tahan-pelarut
§ Sepatu
pengaman
c). Masking
§
Topi
Technician
§
Pakaian
Kerja Technician
§
Sepatu
Pengaman
d). Spraying (Menyemprot)
§ Masker
air line (tipe Hood)
§ Mantel
kerja paint technician
§ Sarung
tangan tahan-pelarut
§ Sepatu
pengaman (sepatu anti static)
c.
Rangkuman Materi 1
1). Pekerjaan pengecatan merupakan pekerjaan yang
mengandung resiko cukup besar baik bagi painter maupun obyek painting.
2). Untuk kepentingan keamanan bagi painter maupun obyek
painting maka diperlukan peralatan pengamanan.
3). Perlengkapan pengamanan antara lain sebagai berikut:
§
Kacamata
yang berfungsi untuk melindungi mata dari cat dan thinner, putty/dempul, serta
partikel-partikel lainnya.
§
Masker
partikel, yang berfungsi untuk melindungi hidung, mulut painter dari
partikel-partikel yang berterbangan pada saat pekerjaan pengamplasan maupun
spraying/penyemprotan.
§
Masker
gas sebagai peindung yang dirancang untuk mencegah gas organik terhisap melalui
mulut atau hidung.
§
Pakaian
kerja dan topi, berfungsi sebagai pelindung badan paniter dari semprotan cat.
§
Sarung
tangan, digunakan untuk melindungi tangan pada saat melakukan pekerjaan
penyemprotan.
§
Sepatu
pengaman, untuk melindungi kaki.
d. Tugas Materi 1
1). Identifikasilah alat pengamanan pada ruang pengecatan (spray booth)
2). Gambarkan sketsa peralatan pengaman bagi
pekerja pada bidang pendempulan dan pengamplasan
e. Tes Formatif 1
1). Untuk
memberikan rasa aman bagi painter diperlukan seperangkat peralatan pengaman,
sebutkan perlatan pengaman tersebut ?
2). Apa yang
saudara lakukan jika di sekolah tidak tersedia peralatan pengaman tersebut.
3). Jika saudara
akan melakukan pencampuran warna (color matching) perlengkapan pengaman apa saja
yang saudara siapkan.
f.
Kunci Jawaban
Jawab :
1). Peralatan pengaman tersebut adalah :
§
Kacamata
yang berfungsi untuk melindungi mata dari cat dan thinner, putty/dempul, serta
partikel-partikel lainnya.
§
Masker
partikel, yang berfungsi untuk melindungi hidung, mulut painter dari
partikel-partikel yang berterbangan pada saat pekerjaan pengamplasan maupun
spraying/penyemprotan.
§
Masker
gas sebagai pelindung yang dirancang untuk mencegah gas organik terhisap
melalui mulut atau hidung.
§
Pakaian
kerja dan topi, berfungsi sebagai pelindung badan painter dari semprotan cat.
§
Sarung
tangan, digunakan untuk melindungi tangan pada saat melakukan pekerjaan penyemprotan.
§
Sepatu
pengaman, untuk melindungi kaki.
2). Jika sekolah
tidak tersedia peralatan pengaman yang harus dilakukan adalah bekerja berdasarkan standar operasi dan
prosedur sesuai dengan petunjuk teknis, bekerja dengan teliti dan cermat,
berusaha menggunakan pakaian kerja yang memenuhi standar bengkel.
3). Untuk
melakukan color matching peralatan pengaman yang harus disiapkan adalah :
§
Topi
§
Kacamata
§
Masker
tipe filter
§
Pakaian
kerja
§
Sarung
tangan tahan pelarut
§
Sepatu
pengaman.
g. Lembar Kerja 1
1). Alat dan Bahan
a). Peralatan pengaman
b). 1 Unit fender
c). Peralatan pengecatan, spray gun,
thinner, dan primer red/meni (menyesuaikan kebutuhan).
d). Lap / majun, amplas
2). Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah
perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur/dosen atau pun prosedur kerja yang
tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang
tidak tertera pada lembar kerja.
3). Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan
seefisien mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh dosen/instruktur.
c). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
d). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah
digunakan seperti keadaan semula.
4).
Tugas
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh
setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1.
2. Kegiatan Belajar 2 :
Pengkilapan dan Pemolesan
(POLISHING)
a. Tujuan belajar 2 :
1). Mahasiswa mampu menjelaskan prosedur polishing terhadap hasil pengecatan pada panel
2). Mahasiswa
mampu melakukan perbaikan panel yang mengalami kerusakan akibat benturan dengan
benda lain.
3). Mahasiswa
mampu melakukan perbaikan cat pada panel bodi dan menggantikannya dengan cat
baru tanpa mengalami gangguan pada cat lama.
b. Materi Belajar 2 :
1). Pengertian
Pemolesan (Polishing)
Istilah
polishing dalam konteks ini adalah suatu proses pada pengecatan ulang pada
sebagian fender sebagai akibat adanya gangguan pada cat lama. Polishing
merupakan proses untuk permukaan yang dicat sehingga akan menjadi tampak
seperti permukaan asli, yaitu yang tidak dicat. Dibandingkan dengan permukaan
asli, permukaan yang dicat kembali mungkin saja berbeda dalam hal kilapan ata
tekstur-nya. Tergantung pada kondisi dimana pekerjaan dilakukan, cacat misalnya
bintik (seeds) atau meleleh (runs) dapat pula terjadi. Demikian pula tergantung
pada teknik pengecatan yang digunakan, permukaan yang dicat dapat terlihat
tidak rata.
Oleh sebab itu apabila ada perbedaan diantara permukaan
yang dicat kembali dengan permukaan aslinya, maka permukaan yang dicat kembali
harus digosok (sanded) sehingga akan membentuk suatu sambungan yang kontinyu
dengan permukaan yang tidak dicat kembali. Proses inilah yang disebut
polishing.
2). Mekanisme
Apabila tekstur dari permukaan
yang dicat kembali setelah pengecatan dan pengeringan berbeda dengan permukaan
asli coat, maka tonjolan (tekstur kasar-kasar atau bintik yang tampak setelah
pengecatan dan pengeringan) pada permukaan yang dicat harus dihilangkan untuk
mendapatkan permukaan yang mirip dengan asli coat.
Bagian yang Bagian asli
dicat kembali
(Amplas
basah)
Buffing Compound
kasar untuk menyesuaikan
Kilapan (gloss)
Buffing Compound
halus untuk menyesuaikan
Kilapan (gloss)
Tipe permukaan
yang dicat kembali, yang memerlukan polishing :
1
|
Perbedaan
tekstur diantara permukaan yang dicat kembali pada permukaan aslinya.
Bagian
yang dicat kembali
Bagian asli
|
2
|
Timbul bintik pada permukaan cat karena menempelnya
debu dan kotoran
debu
|
3
|
Cat Meleleh
Meleleh
|
4
|
Sedikit buram karena penguapan
solvent atau thinner selama proses pengeringan (drying) setelah shanding
|
3). Peralatan Untuk Polishing
a). Whetstone, digunakan untuk memperbaiki bintik (seed)
dan lelehan (runs) sebelum permukaan cat dipoles dengan buffing compound. Akan
tetapi apabila lelehannya besar, atau terdapat banyak bintik, demi kemudahan
kerja dan penghematan biaya, yang terbaik adalah mengecat ulang permukaan. Saat
ini banyak tersedia produk yang menyerupai fungsi whetstone. (misalnya tipe
dengan amplas ditempel.
b). Amplas (sandpaper), digunakan untuk mengatur textur
atau untuk menghilangkan bintik (seed) dan lelehan (runs). Tingkat kekasaran
dari #1200 hingga 2000 dipakai secara luas.
c). Buffing compoud, adalah partikel abrasif yang
dicampur solvent atau air, dan aplikasinya tergantung pada ukuran partikel yang
dikandungnya. Biasanya digunakan buffing compounds kasar dan halus.
Tipe dan karakteristik dari buffing
compounds:
Untuk menggosok permukaan yang dicat
|
Membuat proses penggosokan (buffing)
|
d). Buffers, adalah suatu attachment (alat) yang dipasang
pada polisher dan digunakan bersama buffing compound untuk memoles permukaan
cat. Buffers diklasifikasi menurut materialnya, yaitu untuk kasar dan halus.
Kasar digunakan untuk menghilangkan goresan-goresan sanding dan untuk
menyesuaikan texture. Buffer kasar digunakan bersamaan dengan buffing compound.
Sedangkan buffer halus digunakan terutama dengan buffing compound yang efek
abrasinya lebih kecil, misalnya fine-grain, untuk menghasilkan kilapan atau
menghilangkan tanda pusaran (goresan yang diakibatkan oleh buffer ataupun buffing
compound).
e). Polisher, adalah sebuah alat yang dapat membantu
pemolesan dengan efisien, polisher digunakan untuk memutar buffer. Dari dua
tipe yang tersedia, yaitu tipe elektrikal dan tipe pneumatik, tipe elektrikal
polisher lebih banyak digunakan.
f). Kain lap flanel, adalah kain lap yang halus yang
digunakan untuk area polesan tangan, yang terlampau kecil bila menggunakan
polisher. Menggunakan kain yang relatif lebih keras, seperti handuk tangan
adalah tidak dianjurkan, karena dapat menimbulkan goresan pada permukaan cat.
g). Buff
cleaner, buff cleaner untuk membersihkan buff. Digunakan dengan
daya putar polisher, compound yang melekat pada buff akan terlepas.
4). Metode Polishing
(1)
Cat Kering
|
|
|
|
|
|
(2)
Cek Textur Cat
|
Kasar
Sekali
|
Kasar
|
Agak
kasar
|
Baik
|
|
|
|
|
|
|
(3)
Cek adanya bintik dan lelehan
|
|
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
|
|
|
|
Cat
ulang
|
(5) sesuaikan textur dengan wet sanding
|
|
(4) gunakan whetstone untuk menghilangkan bintik dan lelehan
|
|
|
|
|
|
(6)
Poles dengan buffing compound
|
|
|
|
|
|
|
(7) Bersihkan
kendaraan
|
|
|
|
|
|
|
(8)
Selesai
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5). Mengidentifikasi kerusakan pada permukaan panel
Bagan dibawah ini memperlihatkan proses yang dilakukan
sebelum aplikasi dempul (putty) selama tindakan pada lapisan bawah dari sebuah
panel rusak.
a). Mengidentifikasi Cat
Mengidentifikasi tipe cat pada
panel, adalah sangat penting dalam suatu proses pengecatan. Apabila lapisan cat
tidak diidentifikasi dengan benar, maka akan menyebabkan terjadinya problem
yang serius pada saat aplikasi top-coat. Sebagai contoh apabila panel yang
sedang diperbaiki memiliki riwayat perbaikan menggunakan cat lacquer
sebelumnya, maka thinner yang terkandung didalam surfacer atau top coat paint
akan meresap kedalam cat lacquer terdahulu. Hal ini akan menyebabkan permukaan
yang dicat menimbulkan bentuk keriput (atau mengkerut). Untuk mencegah problem
seperti ini maka tipe cat harus diidentifikasi secara benar, pada saat
penanganan lapisan bawah.
b). Metode dan kriteria identifikasi.
Biasanya,
apabila sebuah kain lap yang dibasahi thinner lacquer digosokkan pada permukaan
yang dicat, maka apabila cat tidak luntur adalah dari tipe bake atau urethane,
dan apabila luntur adalah dari tipe lacquer. Sekalipun biasanya cat bake atau
urethane tidak terpengaruh oleh solvent, tetapi dapat pula memindahkan sedikit
warna pada lap, atau meredupkan bagian yang digosok, apabila lapisan cat belum
mengering sempurna atau lapisan cat telah tercemar.
c). Menilai perluasan kerusakan
(1). Menilai secara visual
(2). Menilai dengan sentuhan
(3). Menilai dengan penggaris
(4). memperbaiki
tonjolan pada panel
(5).
mengupas cat
(6).
featheredging
(7).
Membersihkan dan menghilangkan grease (cleaning and degreasing)
(a).
Membersihkan (cleaning)
(b).
Menghilangkan Grease (Degreasing)
(c).
Alikasi Primer
c. Rangkuman materi belajar
8
1).
Polishing adalah suatu proses pada pengecatan ulang pada sebagian fender
sebagai akibat adanya gangguan pada cat lama. Polishing merupakan proses untuk
permukaan yang dicat sehingga akan menjadi tampak seperti permukaan asli, yaitu
yang tidak dicat.
2).
Prosedur polishing antara lain sebagai berikut :
Menggosok permukaan
proses penggosokan
(buffing)
|
3). Cara
memperbaiki cat pada panel sebagai berikut :
d.
Tugas Materi 2
1). Buatlah diagram alir prosedur pengecatan warna sampai
proses finishing kendaraan siap untuk dioperasikan.
2). Lakukan proses pemolesan pada kendaraan yang baru saja
saudara lakukan pengecatannya.
e. Tes formatif Materi 2
1). Bagaimana mendeteksi jenis cat lama
2). Ada berapa macam cara mendeteksi luasan permukaan
3). Bagaimana cara mendeteksi luasan permukaan
4). Bagaimana cara menghilangkan grease itu ?
f. Kunci Jawaban
1). Cara mendeteksi jenis thinner lama adalah sebagai
berikut :
§ Siapkan
kain lap (majun) kemudian basahi dengan thinner lacquer
§ Gosokkan
kain lap tersebut pada permukaan yang akan dicat
§ Jika
pada kain lap tersebut terjadi pemindahan warna berarti jenis cat tersebut
lacquer.
§ Secara
skematis dapat digambarkan sebagai berikut :
2). Cara mendeteksi jenis kerusakan pada permukaan ada
tiga cara, yaitu dengan cara visual, sentuhan, dan penggaris.
3). Secara visual, pada bagian permukaan bodi yang
mendapat goresan disinari dengan lampu, sehingga nampak jelas bagian mana yang
terluka/cacat. Secara sentuhan, dengan cara diraba pada permukaan bodi yang
luka tersebut, sehingga akan terasa seberapa besar luka/cacat bodi tersebut.
Dengan penggaris dapat dilakukan yaitu pegang penggaris kemudian sentuhkan
penggaris tersebut pada permukaan bodi yang luka, apabila permukaan bodi
tersebut tidak rata akan kelihatan seberapa luasan dan dimana posisinya bagian
bodi yang tidak rata tersebut.
4). Cara mgnhilangkan grease sebagai berikut :
§
Bersihkan
permukaan bodi yang terdapat grease dengan air
dust cleaner
§
Gosoklah
dengan kain lap yang bersih
§
Semprotkan
primer pada permukaan bodi tersebut.
g. Lembar Kerja 2
1). Alat dan Bahan
a). 1 Unit mobil sedan, minibus
b). Peralatan finishing, kompound,
kit, dan clear (menyesuaikan kebutuhan).
c). Sander, Lap / majun, amplas halus
2). Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah
perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur/dosen atau pun prosedur kerja yang
tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang
tidak tertera pada lembar kerja.
3). Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan
seefisien mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh dosen/instruktur.
c). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
d). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah
digunakan seperti keadaan semula.
4).
Tugas
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh
setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 8
3. Materi belajar 3 : Mendeteksi kerusakan
Pengecatan dan Pencegahannya
a. Tujuan Pembelajaran
3:
1). Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang menentukan kualitas
hasil pengecatan.
2). Mahasiswa mampu mendeteksi jenis cacat pada hasil pengecatan bodi
kendaraan.
3). Mahasiswa mampu menentukan cara perbaikan terhadap cacat yang terjadi
pada hasil pengecatan bodi kendaraan.
b. Materi Pembelajaran 3 :
1). Faktor-Faktor yang
Menentukan Kualitas Hasil Pengecatan
Beberapa hal yang
menunjukkan kualitas hasil pengecatan pada bodi kendaraan antara lain :
(a). Kerataan
Lapisan Cat / Top Coat
Kerataan lapisan cat meliputi : ketebalan lapisan cat, kehaluasan permukaan
cat, dan tidak timbul cacat pengecatan.
(b). Daya Kilap
Cat
Daya kilap cat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kualitas bahan
yang digunakan yaitu thinner, top coat,
clear, dan proses pengeringan serta
teknik pengecatan.
(c). Daya
Tahan Cat
Lapisan cat / top coat harus memiliki sifat daya tahan
terhadap zat cair antara lain minyak solar, bensin, oli mesin dan lain-lain.
Disamping itu cat harus tahan terhadap segala cuaca terutama panas sinar
matahari dalam jangka waktu lama.
(d).
Tekstur Cat
Tekstur dari kendaraan baru biasanya lebih halus pada permukaan horisontal
dibandingkan pada permukaan vertikal.
Untuk melihat
kualitas pengecatan khususnya kerataan, daya kilap dan tekstur cat bisa
dilakukan dengan beberapa cara yaitu meraba dengan telapak tangan pada bagian
permukaan cat, memandang secara visual dengan beberapa sudut pandang yang
berbeda-beda dimana anda menghadap langsung kilauan yang dipantulkan oleh permukaan
cat disebut pandangan langsung (direct
view) dan dimana wajah anda di
belakang kilauan disebut pandangan tidak langsung (indirect view).
2). Cacat Pengecatan
Cacat pengecatan yang terjadi selama painting
atau setelah driying /waktu
pengeringan adalah serbagai berikut :
a). Bintik ( Seeds )
Debu atau partikel asing lainnya menempel pada cat selama atau segera
setelah painting, disebut seeds.
Disamping berasal dari sumber luar, pertikel ini dapat pula berasal dari catnya
sendiri.
b). Butiran menyerupai kawah, mata ikan ( Beads/ cratering, fish eyes )
Beeds adalah suatu depresi yang terbentuk apabila ada oli atau air yang
mendorong lapisan cat, atau suatu kekosogan yang terbentuk karena cat tidak
dapat membentuk lapisan diatas oli atau air.
c). Kulit Jeruk (Orange Peel )
Suatu lapisan tidak rata menyerupai kulit jeruk, cacat ini timbul apabila
cat mengering terlampau cepat, sebelum selesainya perataan (pergerakan
permukaan cat untuk meratakan dirinya sendiri). Ini juga dipengaruhi oleh
kondisi aplikasi serta tebal lapisan cat.
d). Meleleh (Runs)
Meleleh disebabkan oleh kelebihan cat yang mengalir kebawah dan mengering.
e). Mengkerut atau Terangkat (Shrinkage)
Ada dua tipe shringkage yang dapat terjadi. Yang satu disebabkan oleh
solvent didalam top coat segar yang menembus cat lama, menyebabkan cat lama
berubah secara internal, sehingga menimbulkan kerutan pada top coat. Tipe
shringkage lainnya terjadi apabila top coat melunak dan mengembangkan dibawah
panas, dan kemudian mengkerut pada saat dingin.
f). Lubang Kecil/kerak
keci (Pinholes/Scales)
Kumpulan dari beberapa
lubang atau kerak kecil yang disebut “pinholes”, terjadi apabila cat dipanaskan dengan terlampau
cepat. Apabila permukaan cat mengering dan keras sebelum solvent didalam coat
menguap, maka solvent yang terperangkap dipaksa untuk meletup melalui lapisan,
dan meninggalkan lubang kecil (pinhole). Tepi panel, dimana cat berakumulasi,
dan dimana temperatur bertambah dengan cepatnya melalui pemanasan buatan,
sangat mudah terjadi lubang kecil (pinholes).
g). Tanda Putty/dempul (Putty
Marks)
Terjadi apabila putty nampak pada permukaan top coat.
Apabila penambahan antara cat asli dan putty berbeda, maka top coat solvent
mengakibatkan penyusutan disepanjang featheredges, sehingga timbul tanda putty.
h). Goresan Amplas
(Sandeng Scratches)
Goresan
amplas dalam lapisan
cat asli berkembang dan nampak pada permukaan top coat pada saat top
coat solvent berpenetrasi kedalam coat dibawahnya.
i). Memudar (Fade)
Kehilangan warna terjadi
apabila top coat kehilangan gloss
atau kilapnya dengan berlalunya waktu. Apabila undercoat bersifat porous, maka
ia cenderung menyerap cat, sehingga terjadi perubahan warna. Demikian pula,
kehilangan warna dapat terjadi apabila buffing compaund diaplikasi sebelum
lapisan cat mengering sempurna.
c. Rangkuman materi belajar 3
1). Kualitas hasil pengecatan ditentukan olah hal-hal sebagai berikut :
§ Kerataan
permukaan lapisan cat
§ Daya
kilap
§ Tekstur
§ Daya
tahan terhadap karat
2). Faktor-faktor yang menentukan kualtas hasil pengecatan adalah sebagai
berikut :
§ Persiapan
permukaan bodi kendaraan
§ Jenis
thinner yang digunakan
§ Viscositas
yang tepat
§ Tekanan
udara yang tepat
§ Prosedur
pengecatan sesuai dengan standar spraying.
3). Jenis kerusakan pada hasil
pengecatan adalah sebagai berikut :
§ Meleleh
(runs & sagging)
§ Pin hole
§ Kulit
jeruk
§ Memudar
§ Terdapat
goresan amplas
§ Terdapat
tanda putty/dempul
§ Mengkerut.
d. Tugas Materi 3
1). Identifikasi jenis cacat hasil pengecatan pada berbagai tipe kendaraan
yang ada di lapangan.
2). Lakukan salah satu cara pencegahan agar tidak terjadi cacat pada hasil
pengecatannya.
e. Tes formatif Materi 3
1). Sebutkan hal-hal yang menunjukkan kualitas hasil pengecatan pada
kendaraan ?
2). Jelaskan faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pengecatan pada
kendaraan ?
3). Jelaskan macam-macam cacat pada hasil pengecatan ?
f. Kunci Jawaban
1). Kualitas hasil pengecatan ditentukan olah hal-hal sebagai berikut :
§ Kerataan
permukaan lapisan cat
§ Daya
kilap
§ Tekstur
§ Daya
tahan terhadap karat
2). Faktor-faktor yang menentukan kualtas hasil pengecatan adalah sebagai
berikut :
§ Persiapan
permukaan bodi kendaraan
§ Jenis
thinner yang digunakan
§ Viscositas
yang tepat
§ Tekanan
udara yang tepat
§ Prosedur
pengecatan sesuai dengan standar spraying.
3). Jenis kerusakan
pada hasil pengecatan adalah sebagai berikut :
§ Meleleh
(runs & sagging)
§ Pin hole
§ Kulit
jeruk
§ Memudar
§ Terdapat
goresan amplas
§ Terdapat
tanda putty/dempul
§ Mengkerut.
g. Lembar Kerja 3
1). Alat dan Bahan
a). 1 Unit fender
b). Peralatan penngecatan, spray
gun, thinner, primer red/meni, surfacer, dan cat warna (menyesuaikan
kebutuhan).
c). Lap / majun, amplas
2). Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah
perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur/dosen atau pun prosedur kerja yang
tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang
tidak tertera pada lembar kerja.
3). Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan
seefisien mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh dosen/instruktur.
c). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
d). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah
digunakan seperti keadaan semula.
4).
Tugas
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh
setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 3.
BAB III
EVALUASI
A. PERTANYAAN
- Sebutkanlah komponen-komponen konstruksi utama spray
gun yang anda ketahui !
- Jelaskan prinsip kerja spray gun dengan batuan sketsa gambar sederhana ?
- Apakah yang anda ketahui tentang sistem pengeringan
cat pada proses pengecatan kendaraan?
- Apakah yang anda ketahui tentang sistem oplos warna
(color matching) pada tinting warna.
- mengapa prosedur pengamplasan dempul mengikuti nomor
grit dempul ?
B.
KUNCI JAWABAN
1. Gambar Kontruksi dan Komponen Utama spray gun adalag
sebagai berikut :
2. Prinsip Kerja Spry gun dapat digambarkan sebagai
berikut :
3.
Sistem oplos warna adalah suatu
cara untuk mendapatkan warna baru dengan cara mencampur dari berbagai warna
dengan formula tertentu. Misalnya warna hitam itu dengan cara mencampur warna
kuning, biru, dan merah dengan perbandingan tertentu.
4.
Sistem Pengeringan cat adalah
prosedur pengeringan cat sesuai dengan karakteristik jenis cat yang digunakan.
Misal cat lacquer pengeringan cat cukup dengan sistem udara luar, artinya cat
akan kering bersamaan dengan menguapnya thinner dari lapisan luar cat sesaat
setelah cat dissemprotkan pada temperatur udara luar. Tetapi untuk cat jenis
enamel pengeringan cat harus menggunakan cara pemaksaan yaitu dengan cara
dipanaskan sampai suhu antara 80-1200 C sesaat proses pengecatan
selesai. Adapun tahap-atahap pengeringan sebagai berikut :
Tahap-tahap pengeringan cat adalah: (1) Bebas debu, apabila debu tidak
melekat lagi pada permukaan pengecatan, (2) bebas lekat yaitu bebas tidak
melekat sekalipun ditekan, (3) kering ditangan yaitu cukup kering untuk
melekatkan pemanasan part, dan (4) kering
keras yaitu apabila cukup keras untuk operasi tertentu lainnya. Waktu
pengeringan tergantung tergantung pada tipe cat yang digunakan, temperatur
sekeliling, ketebalan lapisan (cat) dan tipe thinner yang digunakan.
5. Prosedur pengamplasan dempul mengikuti nomor urut
grit amplas
Tahap-tahap pengamplasan panel bodi yang mengalami
proses pendempulan menggunakan amplas sesuai dengan nomor gritnya. Untuk
pengamplasan dempul plastik menggunakan amplas nomor kecil (#60-80), sedangkan
untuk mengamplas dempul halus (dempul abu-abu) menggunakan amplas kertas tahan
air nomor 240-400. untuk pengamplasan akhir/cat menggunakan amplas kertas tahan
air halus #600-800. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan luka bekas amplas
pada permukaan cat. Berikut ini diberikan rekomendasi penggunaan amplas yang
sesuai dengan tujuan pengamplasan.
C.
KRITERIA KELULUSAN
Kriteria
|
Skor
(1-10)
|
Bobot
|
Nilai
|
Keterangan
|
Kognitif (soal no 1 s/d 5)
|
|
5
|
|
Syarat lulus nilai minimal 56
|
Ketelitian pemeriksaan pendahuluan
|
|
1
|
|
Ketepatan prosedur
spray gun
|
|
2
|
|
Ketepatan waktu
|
|
1
|
|
Keselamatan kerja
|
|
1
|
|
Nilai
Akhir
|
|
BAB IV
PENUTUP
Mahasiswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal
dapat melanjutkan ke modul berikutnya. Sebaliknya, apabila mahasiswa dinyatakan
tidak lulus, maka mahasiswa harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan
untuk mengambil modul selanjutnya.